Objek Daya Tarik Wisata
Daya Tarik
Wisata sejatinya merupakan kata lain dari objek wisata namun sesuai peraturan
pemerintah Indonesia tahun 2009 kata objek wisata sudah tidak relevan lagi
untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka digunakanlah kata “
Daya Tarik Wisata” maka untuk mengetahui apa arti dan makna dari daya tarik
wisata di bawah ini adalah beberapa definisi/pengertian mengenai DayaTarik
Wisata menurut beberapa ahli :
o Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata
dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
o Yoeti dalam
bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985 menyatakan bahwa daya
tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering
digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk
mengunjungi suatu daerah tertentu
o Nyoman S.
Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun 1994 mendefiniskan daya
tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi
dan dilihat.
o Menurut undang
– undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan , ada dua
jenis objek dan daya tarik wisata , yaitu (1) objek dan daya tarik wisata
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna; dan
(2) objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata
tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.
o Menurut
Spilanne (2002), Daya tarik pariwisata adalah hal – hal yang menarik perhatian
wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata.
o Menurut
Karyono (1997) suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik di samping harus
ada objek dan atraksi wisata, juga harus memiliki tiga syarat daya tarik,
yaitu: (1) ada sesuatu yang yang bisa dilihat (something to see); (2)
ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do); (3) ada sesuatu sesuatu yang bisa
dibeli (something to buy)
Objek dan
daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang
dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau
tempat tertentu. Daya tarik wisata yang tidak atau belum dapat disebut sebagai
daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Objek dan
daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik
di suatu daerah atau tempat tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangakan.
Dan dalam
undang – undang no. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa objek
dan daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas:
1.
Objek dan daya tarik
wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, flora, dan fauna.
2.
Objek dan daya tarik
wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala,
peninggalan sejarah, seni dan budaya, wikami agro, wisata buru, wisata
petualangan lam, taman rekreasi dan komplek hiburan.
Syarat –
Syarat Objek Daya Tarik Wisata
Menurut
James J. Spillane (1994: 63-72) suatu objek wisata atau destination, harus
meliputi 5 (lima) unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam
menikmati perjalanannya, maka objek wisata harus meliputi :
1.
Attractions
Merupakan
pusat dari industri pariwisata. Menurut pengertiannya attractions mampu menarik
wisatawan yang ingin mengunjunginya. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu
tempat tujuan wisata adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan
atau permintaan. Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri- ciri
khas tertentu.
Ciri-ciri
khas yang menarik wisatawan adalah :
a)
Keindahan alam.
b)
Iklim dan cuaca.
c)
Kebudayaan.
d)
Sejarah.
e)
Ethnicity-sifat
kesukuan.
f)
Accessibility-kemampuan
atau kemudahan berjalan atau ketempat tertentu.
2.
Facility
Fasilitas
cenderung berorientasi pada attractions disuatu lokasi karena fasilitas harus
dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong
pertumbuhan dan cenderung berkembang pada saat yang sama atau sesudah
attractions berkembang.
Suatu
attractions juga dapat merupakan fasilitas. Jumlah dan jenis fasilitas
tergantung kebutuhan wisatawan. Seperti fasilitas harus cocok dengan kualitas
dan harga penginapan, makanan, dan minuman yang juga cocok dengan kemampuan
membayar dari wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut.
3.
Infrastructure
Attractions
dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah kalau belum ada infrastruktur
dasar. Infrastruktur termasuk semua konstruksi di bawah dan di atas tanah dan
suatu wilayah atau daerah. Yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata
adalah :
a)
Sistem pengairan/air
Kualitas
air yang cukup sangat esensial atau sangat diperlukan. Seperti penginapan
membutuhkan 350 sampai 400 galon air per kamar per hari.
b)
Sumber listrik dan
energi
Suatu
pertimbangan yang penting adalah penawar tenaga energy yang tersedia pada jam
pemakaian yang paling tinggi atau jam puncak (peak hours). Ini diperlukan
supaya pelayanan yang ditawarkan terus menerus.
c)
Jaringan komunikasi
Walaupun
banyak wisatawan ingin melarikan diri dari situasi biasa yang penuh dengan
ketegangan, namun ada juga sebagian yang masih membutuhkan jasa-jasa telepon
dan/atau telgram yang tersedia.
d)
Sistem pembuangan
kotoran/pembuangan air
Kebutuhan
air untuk pembuangan kotoran memerlukan kira-kira 90 % dari permintaan akan
air. Jaringan saluran harus didesain berdasarkan permintaan puncak atau
permintaan maksimal.
e)
Jasa-jasa kesehatan
Jasa
kesehatan yang tersedia akan tergantung pada jumlah tamu yang diharapkan,
umumnya, jenis kegiatan yang dilakukan atau faktor-faktor geografis lokal.
f)
Jalan-jalan/jalan raya
Ada
beberapa cara membuat jalan raya lebih menarik bagi wisatawan :
Ø
Menyediakan
pemandangan yang luas dari alam semesta.
Ø
Membuat jalan yang
naik turun untuk variasi pemandangan.
Ø
Mengembangkan tempat
dengan pemandangan yang indah.
Ø
Membuat jalan raya
dengan dua arah yang terpisah tetapi sesuai dengan keadaan tanah.
Ø
Memilih pohon yang
tidak terlalu lebat supaya masih ada pemandangan yang indah.
4.
Transportation
Ada
beberapa usul mengenai pengangkutan dan fasilitas yang dapat menjadi semacam
pedoman termasuk :
a) Informasi
lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan pengangkutan lokal
ditempat tujuan harus tersedia untuk semua penumpang sebelum berangkat dari
daerah asal.
b) Sistem
keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah kriminalitas.
c) Suatu sistem
standar atau seragam untuk tanda-tanda lalu lintas dan simbol-simbol harus
dikembangkan dan dipasang di semua bandar udara.
d) Sistem
informasi harus menyediakan data tentang informasi pelayanan pengangkutan lain
yang dapat dihubungi diterminal termasuk jadwal dan tarif.
e) Informasi
terbaru dan sedang berlaku, baik jadwal keberangkatan atau kedatangan harus
tersedia di papan pengumuman, lisan atau telepon.
f) Tenaga kerja
untuk membantu para penumpang.
g) Informasi
lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan pengangkutan
lokal.
h) Peta kota
harus tersedia bagi penumpang.
5.
Hospitality
(Keramahtamahan)
Wisatawan
yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka kenal maka kepastian akan
jaminan keamanan sangat penting, khususnya wisatawan asing.
Dalam
melakukan pengembangan pariwisata,
tentu tidak lepas dari peran organisasi kepariwisataan terutama organisasi
kepariwisataan pemerintah, yaitu Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan (Disparbud)
yang mempunyai tugas dan wewenang serta kewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan aset daerah yang berupa objek-objek wisata.
Sebagaimana
suatu organisasi yang diberi wewenang dalam pengembangan pariwisata diwilayahnya,
maka ia harus menjalankan kebijakan yang paling menguntungkan bagi daerah dan
wilayahnya, karena fungsi dan tugas dari organisasi pariwisata pada umumnya
adalah :
F Berusaha
memberikan kepuasan kepada wisatawan yang datang berkunjung ke daerahannya
dengan segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya.
F Melakukan
koordinasi diantara bermacam-macam usaha, lembaga, instansi dan jawatan yang
ada dan bertujuan untuk mengembangkan industri pariwisata.
F Mengusahakan
memasyarakatkan pengertian pariwisata pada orang banyak, sehingga mereka
mengetahui untung dan ruginya bila pariwisata dikembangkan sebagai suatu
industri.
F Mengadakan
program riset yang bertujuan untuk memperbaiki produk wisata dan pengembangan
produk-produk baru guna dapat menguasai pasaran diwaktu-waktu yang akan datang.
F Menyediakan
semua perlengkapan dan fasilitas untuk kegiatan pemasaran pariwisata, sehingga
dapat diatur strategi pemasaran keseluruh wilayah.
F Merumuskan
kebijakan tentang pengembangan kepariwisataan berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan secara teratur dan berencana.
Oleh karena
itu peranan organisasi kepariwisataan pemerintah – Disparbud merupakan salah
satu hal utama dalam pengembangan pariwisata.
Selain itu
perlu pula disiapkan beberapa hal, seperti sumber daya yang ada, mempersiapkan
masyarakatnya serta kesiapan sarana penunjang lainnya, karena bagaimanapun juga
wisatawan menghendaki pelayanan yang memuaskan.
Menurut Maryani (1991:11) Suatu objek wisata dapat menarik
untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat- syarat untuk
pengembangan daerahnya, syarat – syarat tersebut adalah :
1.
What to see
Di tempat
tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang
dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya
tarik khsusu dan atraksi bidaya yang dapat dijadikan “entertaiment” bagi
wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan kesenian, dan
atraksi wisata.
2.
What to do
Di tempat
tersebut selain banyak yang dapat dipilih dan disaksikan, harus disediakan
fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatan betah tinggal lama di tempat itu.
3.
What to buy
Tempat
tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelajnja terutama barang
souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh – oleh untuk di bawa pulang ke
tempat asal.
4.
What to arrived
Di dalamnya
termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunjungi objek wisata tersebut,
kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata
tersebut.
5.
What to stay
Bagaimana
wisatawan akan tinggal untuk sementara selama dia berlibur di objek wisata itu.
Diperlukan penginapan – penginapan baik hotel berbintang atau hotel non
berbintang dan sebagainya.
Selain itu
pada umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan atas:
v Adanya sumber
daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan bersih.
v Adanya
aksestabilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
v adanya ciri
khusus atau spesifikasi yang bersifat langka
v Adanya sarana
dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
v Objek wisata
alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai,
antai, pasir, hutan, dan sebagainya.
v Objek wisata
budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk
atraksi kesenian, upacara – upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam
suatu objek buanh karya mnusia pada masa lampau.
Perkembangan
suatu kawasan wisata juga tergantung pada apa yang dimiliki kawasan tersebut
untuk dapat di tawarkan kepada wisatawan. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari
peranan para pengelola kawasan wisata.
Menurut Fandeli (1999), dalam
Fandeli (2000), sifat
dan karakter kepariwisataan alam terkait dengan ODTW Alam antara lain ;
ü In Situ ; ODTW
alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan sempurna di ekosistemnya. Pemindahan
objek ke ex situ akan menyebabkan terjadinya perubahan objek dan atraksinya.
Pada umumnya wisatawan kurang puas apabila tidak mendapatkan sesuatu secara
utuh dan apa adanya.
ü Perishable ;
suatu gejala atau proses ekosistem hanya terjadi pada waktu tertentu. Gejala
atau proses alam ini berulang dalam kurun waktu tertentu, kadang siklusnya
beberapa tahun bahkan ada puluhan tahun atau ratusan tahun. ODTW alam yang
demikian membutuhkan pengkajian dan pencermatan secara mendalam untuk
dipasarkan.
ü Non
Recoverable ; suatu ekosistem alam mempunyai sifat dan perilaku pemulihan yang
tidak sama. Pemulihan secara alami sangat tergantung dari faktor dalam
(genotype) dan faktor luar (phenotype). Pemulihan secara alami terjadi dalam
waktu panjang, bahkan ada sesuatu objek yang hampir tak terpulihkan, bila ada
perubahan. Untuk mempercepat pemulihan biasanya dibutuhkan tenaga dan dana yang
sangat besar, apabila upaya ini berhasil tetapi tidak akan sama dengan kondisi
semula.
ü Non
Substitutable ; didalam suatu daerah atau mungkin kawasan terdapat banyak objek
alam, jarang sekali yang memiliki kemiripan yang sama.
Pengelolaaan
ODTW alam dengan sifat dak karakter In Situ, cenderung memiliki daya tarik
tersendiri. ODTW alam ini biasanya mempunyai keterikatan yang kuat dengan
habitat (ekosistem asli). Kita dapat melihat Onta di kebun binatang “Gembira
Loka” Yogyakarta, namun kita akan merasa lebih puas jika datang ke habitatnya
di benua Afrika. Kita akan merasa lebih puas melihat gadjah seperti di Suaka
Marga Satwa“Tesso Nilo. Provinsi Riau. Karena selain atraksi juga ekosistem alami
juga dapat kita nikmati. Pengelolaan dengan pendekatan ekosistem inilah
sebenarnya yang perlu dilakukan dalam rangka pelestarian sifat ODTW alam secara
In Situ. Muntahan lahar dan awan panas dari kawah gunung Merapi di tahun 2006
sampai 2007 merupakan momen yang menarik juga untuk dijadikan ODTW alam. Momen
ini jarang terjadi dan dalam kurun waktu yang lama. Terlepas dari fenomena
tersebut merupakan suatu bencana alam, namun tantangan bagi kita untuk
mengemasnya sehingga memberikan nilai kemanfaatan terhadap sifat ODTW alam yang
Perisable ini. Sifat dan karakter ODTW alam yang Non Recoverable membawa
konsekwensi bahwa didalam pengelolaan ODTW alam hendaknya diperhatikan betul
permasalahan daya dukung ODTW alam tersebut. Disinlah perlunya pengelolaan yang
berimbang antara tujuan ekonomi dan lingkungan alam ODTW tersebut. Jika
pengelolaanya melebihi daya dukung baik sarana maupun jumlah pengunjung, maka
akan terjadi perubahan ekosistim, akan sulit untuk diperbaiki, bagaimanapun
usaha perbaikan itu tidak akan bisa mengembalikan kepada ekosistem yang asli.
Upaya yang ideal adalah menjaga keseimbangan ekosistem tersebut agar tidak
melebihi daya dukung lingkungan ODTW alam bersangkutan.
Macam – Macam Objek Daya Tarik
Wisata
Objek dan
daya tarik wisata menurut direktorat jenderal pemerintah di bagi menjadi 3
macam, yaitu :
1.
Objek Wisata Alam
Objek
wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik
bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi
objek wisata alam dapat dibagi menjadi empat kawasan, yaitu:
a) Flora dan
fauna
b) Keunikan dan
kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan ekosistem hutan bakau
c) Gejala alam,
misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau.
d) Budidaya
sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan
2.
Objek Wisata Sosial Budaya
Objek
wisata sosial budaya dapat di manfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya
tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni
pertunjukan dan kerajinan.
3.
Objek Wisata Minat Khusus
Objek
wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru di kembangkan di
indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi
khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian.
Contohnya : berburu, mendaki gunung, arung jeram, tujuan pengobatan,
agrowisata, dan lain – lain.
Perencanaan
dan pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam, sosial budaya, maupun objek
wisata minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan rencana pembangunan
nasional maupun regional. Jika kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun,
tim perencana pengembangan objek daya tarik wisata harus mampu mengasumsikan
rencana kebijakan yang sesuai dengan area yang bersangkutan.
Kriteria – Kriteria Berkembangnya
Objek Daya Tarik Wisata
Oka A.
Yoeti (1997:165)
berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya industri
wisata sangat tergantung pada tiga A (3A), yaitu atraksi (attraction), mudah
dicapai (accesibility), dan fasilitas (amenities)
1.
Atraksi (attaction)
Atraksi
wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat,
dinikmati dan yang termasuk dalam hal ini adalah : tari-tarian, nyanyian
kesenian rakyat tradisional, upacara adat, dan lain – lain. Dalam Oka A. Yoeti
(1997:172) tourism disebut attractive spontance, yaitu segala sesuatu yang
terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang – orang
mau datang berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata diantaranya adalah :
a)
Benda – benda yang
tersedia dan terdapat di alam semesta, yang dalam istilah Natural Amenities.
Termasuk kelompok ini adalah :
o Iklim
contohnya curah hujan, sinar matahari, panas, hujan dan salju.
o Bentuk tanah
dan pemandangan contohnya pegunungan, perbukitan, pantai, air terjun, dan
gunung api.
o Hutan belukar
o Flora dan
fauna, yang tersedi di cagar alam dan daerah perburuan.
o Pusat – pusat
kesehatan, misalnya : sumber air mineral, sumber air anas dan mandi lumpur.
Dimana tempt tersebut diharapkan dapat menyembuhkan macam – macam penyakit.
b)
Hasil ciptaan manusia
(man made supply). Kelompok ini dapat dibagi dalam empat produk wisata yang
berkaitan dengan tiga unsur penting yaitu historical (sejarah), cultural
(budaya) dan religious (agama)
·
Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau
(artifact)
·
Museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat dan
kerajinan tangan
·
Acara tradisional, pameran, festival, upacara naik
haji, pernikahan, khitanan, dan lain – lain.
·
Rumah – rumah ibadah, seperti masjid, candi, gereja
dan kuil
2.
Aksesibilitas (accesibility)
Aktivitas
kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi dan komunikasi karena faktor
jarak dan waktu yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan
perjalanan wisata. Unsur yang terpenting dalam aksesbilitas adalah
transportasi, maksudnya yaitu frekuensi penggunaanya, kecepatan yang
dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah – olah menjadi dekat.
Selain
transportasi yang berkaitan dengan aksesbilitas adalah prasarana meliputi
jalan, jembatan, terminal, stasiun dan bandara. Prasarana ini berfungsi untuk
menghubungkan suatu tempt dengan tempat yang lain. Keberadaan prasarana
transportasi akan mempengaruhi laju tingkat transportasi itu sendiri. Kondisi
prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal
3.
Fasilitas (amenities)
Fasilitas
pariwisata tidak akan terpisah dengan akomodasi perhotelan karna pariwisata
tidak akan pernah berkembang tanpa penginapan. Fasilitas wisata merupakan hal –
hal penunjang terciptanya kenyamanan wisatawan untuk dapat mengunjungi suatu
daerah tujuan wisata. Adapun sarana – sarana penting yang berkaitan dengan
perkembangan pariwisata adalah sebagai berikut:
Ø Akomodasi
hotel
Ø Restoran
Ø Air bersih
Ø Komunikasi
Ø Hiburan
Ø Keamanan
Pembangunan
suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik
yang dimiliki objek tersebut dengan mengacu pada cerita keberhasilan
pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan, yaitu diantaranya adalah :
1. Kelayakan
finansial
Studi
kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek
wisata tersebut. Perkiraan untung – rugi sudah harus diperkirakan dari awal.
Berapa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal pun sudah harus
diramalkan.
2. Kelayakan
sosial ekonomi regional
Studi
kelayaka ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk
membangun suatu objek wisata juga akan memiliki dampak sosial ekonomi secara
regional; dapat menciptakan lapangan kerja atau berusaha, dapat meningkatkan
penerimaan devisa, dapat meningkatkan penerimaan pada sektor yang lain seperti
pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian dan lain – lain. Dalam kaitannya
dengan hal ini pertimbangan tidak semata – mata komersial saja tetapi juga
emeprhatikan dampaknya secara labih luas.
3. Layak teknis
Pembangunan
objek wisata harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan melihat
daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan diri untuk membangun suatu
objek wisata apabila daya dukung objek wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu
objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.
4. Layak
lingkungan
Analisis
dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagaiacuan kegiatan pembangunan suatu
objek wisata. Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan
harus dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata bukanlah untuk
merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan
manusia dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sehingga menjadi
keseimbangan, keselarasan dan keserasian hubungan antara manusia dengan
manusia, manusia dengan lingkungan alam dan manusia dengan tuhannya.